Minggu, 27 Februari 2011

Syekh Al-Qarni Diminta Qadafi Berfatwa Mengecam Demonstrasi


Islamedia - Rezim diktator sering menggunakan fatwa para ulama sebagai tameng untuk berlindung dari tuntutan terhadap kezalimannya, khususnya dalam kondisi terdesak. Meskipun kelakuan mereka sehari-harinya dikenal kurang dekat dengan agama, bahkan tidak jarang mereka justeru memusuhi para ulama dan dai.

Syekh Aidh Al-Qarni, salah seorang da'i Arab Saudi dan pengarang kitab best seller 'Laa Tahzan' sebagaimana diberitakan oleh harian elektronik Sabq mengatakan bahwa dirinya beberapa waktu lalu menerima telepon dari salah seorang putera Qadafi; Saidi Qadafi yang memintanya untuk mengecam demonstrasi yang hari-hari ini sedang marak di Libiya menuntut rezim sang bapak lengser.

Syekh Al-Qarni menuturkan bahwa Saidi berkata kepadanya dalam pembicaraan telepon, "Ya Syekh, anda sudah berkunjung ke Libiya pada tahun lalu, kami menginginkan pandangan anda tentang kejadian ini."

Beliau menambahkan, "Saya tangkap dari pembicaraannya bahwa tampaknya dia menginginkan saya ikut mengecam demonstrasi dan aksi massa sebagaimana sikap bapaknya. Maka dengan tegas saya katakan kepada Saidi, 'Bertakwalah kalian kepada Allah atas tumpahnya darah warga Libiya. Jauhkan senjata kalian dari warga Libiya yang muslim. Kalian telah membunuh orang-orang yang berhak mendapatkan keamanan. Tinggalkan kezaliman terhadap rakyat Libiya."

Al-Qarni mengatakan kepada Sabq, "Saidi Qadafi menelpon pada hari Sabtu lalu. Dia mengulang-ulang perkataan bapaknya bahwa mereka (para demonstran) adalah pengkhianat dan antek asing!" Maka saya katakan kepadanya, "Sebelum kalian, perkataan serupa juga sudah dikatakan oleh Ben Ali di Tunisia dan Mubarak di Mesir, akan tetapi itu semua tidak bermanfaat bagi mereka. Maka saya katakan kepadanya, 'Ucapan tersebut tidak akan digubris seorang pun wahai Saidi. Kalian harus keluar dari berbagai tuduhan. Kalian telah membunuh warga kalian di depan mata dunia sekarang ini."

Beliau juga menambahkan, "Ketika berkunjung ke Libiya Ramadan tahun lalu, saya melihat pemandangan yang kontras. Dulunya saya kira Libiya, negara yang berenang di lautan minyak dan gas, adalah negara maju, infrastrukturnya moderen dan rakyatnya kaya raya. Akan tetapi yang saya dapatkan adalah pemandangan ironis; kefakiran, infrastruktur yang minim dan masyarakat sangat kekurangan."

Mengenai jawaban Saidi terhadap pernyataannya, Syekh Al-Qarni berkata, "Dia hanya berkata, syukran… syukran ya syaikh, seakan pembicaraan saya seperti itu tidak memuaskan baginya.

Syekh Al-Qarni menguatkan bahwa kebiasaan para penguasa tiran adalah menuduh rakyat yang mengkritisinya atau menuntut hak-hak mereka sebagai tindakan penyusupan, dan bahwa mereka adalah antek serta pengkhianat. Tuduhan-tuduhan seperti itu kita tidak akan ada lagi yang menggubrisnya, rakyat sudah tidak percaya siapapun.

Al-Qarni juga memberi kabar gembira kepada kaum muslimin bahwa era Qadafi sudah berakhir. "Saya memperkirakan dari suara anaknya dan dari apa yang saya lihat sekarang atau yang saya dengar dari media masa bahwa Qadafi sedang menghadapi saat-saat terakhir. Dia akan melakukan tindakan bunuh diri atau gantung diri, atas izin Allah, di hadapan dunia dan rakyatnya."

Berita gembira ini saya sampaikan kepada semua dan saya meminta saudara-saudara saya melalui harian Sabq agar mereka mendoakan kehancuran diktator ini dan rezimnya, agar mendatangkan ketenangan bagi Islam dan kaum muslimin dan agar masyarakat Libiya yang dikenal sebagai pejuang tangguh, cucu Umar Mukhtar, mendapatkan ketenangannya kembali. Saya selalu mendoakannya kehancurannya dalam shalat-shalat saya, semoga Allah membinasakannya dan membebaskan kaum muslimin darinya."

0 komentar:

Posting Komentar

 

Obrolan

Ads Banner

Followers

Catatan Tarbiyah Copyright © 2009 Daya Mandiri Designed by Rizky Priyatna