Senin, 27 Desember 2010

BATAS

Sebagai seorang yang dinamakan manusia, kita dilahirkan penuh dengan kekurangan. Dan antara kekurangan yang amat jelas dapat dilihat kini adalah lemahnya seseorang dengan yang berlawanan jenis. Lelaki akan lemah apabila berdepan wanita, dan wanita akan lemah apabila berdepan dengan lelaki.

Mungkin ada yang merasakan, lelaki dan perempuan boleh berkawan sahaja tanpa ada hubungan yang 'lain' . Ya, benar. Memang boleh. (Boleh dari segi sosial, saya bukan bercakap tentang hukum)

Namun kita harus sadar dan mengakui kekurangan yang wujud dalam diri kita. Sudah berapa kali kita mendengar kisah lelaki dan perempuan yang bersahabat baik, menjadi best friend, dan rupanya dalam diam si perempuan menyimpan perasaan terhadap si lelaki. Dan apabila lelaki mengetahuinya, mungkin dia akan berasa bingung kerana mereka hanya kawan, bagaimana kawannya boleh menyimpan perasaan?

Biasanya, di saat ini, apabila dah susah, barulah kita kembali kepada Islam. Barulah kita ikut cara berhadapan dengan yang berlainan jenis yang ada dalam agama.

Kaum lelaki harus sadar, bahawa hati perempuan ini tersangatlah lembut.

Ya,ya, saya tau, saya tau, mungkin itu jawaban yang keluar.

Mungkin kalian tahu, tapi kalian belum memahami.



Batas perlu dijaga

Adakah hanya apabila lelaki meluahkan perasaan maka hati perempuan akan 'cair'? Tidak, semua perkara yang anda lakukan, yang bagi anda mungkin itu perkara biasa, contohnya mengambil berat terhadap si perempuan, disebabkan dia perempuan dan mungkin lebih 'vulnerable' menyebabkan kalian terlebih concern.

Atau mungkin dengan gurauan anda yang mungkin bagi anda biasa, namun dapat menyentuh hati perempuan itu. Hatta perkara kecil sekalipun. Andai dia dapat merasai keikhlasan anda, hatinya akan sangat mudah untuk 'terpaut'. (Maaf, tak dapat fikir perkataan lain yang kurang 'geli')

Atau mungkin layanan anda terhadapnya yang dirasakan 'lain', walaupun hakikatnya anda memanglah seorang yang 'friendly' dan 'happy go lucky'. Contohnya.

Bagi kalian itu perkara biasa, namun sang perempuan yang tersiksa. Ini pemerhatian saya daripada banyak perkara yang berlaku di sekeliling. Selepas itu barulah saling menyalahkan antara satu sama lain. Yang peliknya, kita jarang menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu.

Lelaki: "Sapa suruh pikir lain? Aku tak pernah mengaku apa-apa pun"
Perempuan: "Action speaks louder than words! Dah tau tak suka buat apa nak baik-baik dengan aku!?"


Akhirnya gaduh tak berhenti, karena dua-dua tak mengakui bahawa masing-masing dah terpesong dari panduan tuhan.

Contoh lain, menzahirkan doa kita padanya. Misalnya, "Saya selalu doakan kamu" ataupun apa-apa saja doa yang diungkapkan buat perempuan itu dan diketahui olehnya. Nampak macam ok kan? Tapi benda macam itu pun boleh buatkan perempuan itu suka. Contoh ayat dalam hati: "Oh baiknya hati dia, doakan aku...waaaaa"

Doakanlah puas-puas, namun rahsiakanlah darinya. Kan doa itu dipanjatkan ke atas tuhan. Jadi cukuplah Allah yang mengetahuinya. (Sekarang baru tau kan. Dah tau jangan ambil kesempatan try buat pula. Ada yang kena fire karang)

Di sini, barulah kita nampak hikmah mengapa Allah menetapkan berbagai-bagai aturan dalam perhubungan antara lelaki dan perempuan. Kerana yang menciptakan PASTI lebih tahu tentang ciptaan-Nya. Namun kita sering melampaui batas itu, mungkin kerana lupa, atau disebabkan hati kita yang jauh dari-Nya, wallahua'lam, masing-masing boleh jawab sendiri.

Jadi sama-sama kita mengingatkan diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.



Prevention is better than cure


Kadang-kadang (selalu sebenarnya), seorang perempuan terpaksa mengeraskan hatinya, demi untuk tidak menjatuhkan diri ke dalam fitnah. Andai kita merasakan bahawa perempuan itu sangat tegas terhadap orang lain (maksudnya lelaki), ketahuilah bahawa dia sebenarnya lebih tegas terhadap dirinya sendiri. Mungkin bagi lelaki pun begini, tetapi kadang-kadang perempuan memang perlu mengeraskan hati demi menjaga maruah diri.

Perempuan sememangnya dilahirkan berhati lembut. Namun sebagai 'respons' terhadap apa yang ada di sekelilingnya, terpaksa mengeraskan hati sehinggakan orang merasakan dia seorang yang keras hati, ego dan sebagainya. Jadi bantulah kaum perempuan, nasihatilah dengan baik, jangan 'test' limit dia, kerana mungkin saja mereka akan gagal. Moga kita sentiasa dipelihara Allah dalam setiap perkara.

Sekian cerita kita hari ini, semoga dari sehari ke sehari kita makin dekat kepada Allah.

Amiiin.

Pengajarannya: Ikutlah jalan yang selamat, jangan menjerumuskan diri sendiri ke dalam lembah kebinasaan. Carilah jalan yang selamat itu.

luv islam

Rabb, Sampaikanlah kami kepada Kesucian


Bismillahirrahmanirrahiim...

Engkau datang memintaku menjaga kesucian diri dengan jalan yang suci. Sungguh tawaran yang membuatku terheran mengingat engkau adalah seorang muslimah yang dikaruniakan Allah ke-shalehah-an, kecerdasan, dan tidak lupa engkaupun memiliki wajah yang anggun, sehingga mungkin itu juga yang menyebabkan para laki-laki muslim lainnya sering datang untuk meminangmu.

Hal itu kurasa adalah sebuah kewajaran, lantaran laki-laki muslim yang mana yang tidak tertarik dengan muslimah yang shalehah? Dan akupun juga muslim, wajar jika seorang muslim memiliki rasa berkeinginan untuk menjadi pemimpin bagi muslimah sholehah bagi dunia dan akhiratnya kelak. Namun apa daya, aku sebagai muslim ketika itu belum cukup siap untuk meminangmu, oleh karenanya selama ini akupun diam.

Namun, engkau datang dengan harapan yang besar untuk jalan yang suci itu, harapan yang mengingatkanku bahwa Allah adalah Maha kaya dan mampu memberikan kekayaan kepada siapa yang bersedia menjalankan niat suci itu, akupun tak pernah ragu mengenai hal itu karena akupun yakin.

Dorongan itu membuatku begitu semangat untuk bertemu orang tuamu dengan 'bekal' yang seadanya, namun tidaklah semua itu berjalan dengan Berkah jika aku tidak meminta pertimbangan kepada Allah, lantaran Allah Maha mengetahui Yang Terbaik bagi kita semua. Maka aku meminta kepadamu untuk memikirkan dan mempertimbangkan mengenai hal ini dalam beberapa hari.

Ku meminta pertimbangan kepadaNya, hingga suatu ketika timbullah pertimbangan yang belum sempat kita perhitungkan. Aku sadar bahwa aku masih belum siap untuk mengaplikasikan niat suci itu, mengingat bukan hanya harta yang menjadi pertimbangan untuk mengaplikasikan baiknya jalan itu, engkaupun tentunya juga tahu di mana keluargapun seharusnya menjadi pertimbangan tambahan mengingat pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Dan mengenai itu aku belum sampai kepada titik temu walaupun aku sudah berusaha mencobanya kepada mereka, orang tuaku.

Apa boleh buat aku harus memutuskan hal yang sebenarnya tidak sanggup kuputuskan, namun atas dasar keimanan engkau memberanikan diri untuk menyatakan itu, zalim jika diriku harus bersikap tidak tegas mengingat permintaanmu atas urusan itu adalah permintaan yang suci. Maka kucoba memutuskan kepadamu bahwa saat ini aku belum mampu meminangmu, meskipun jujur ku sadari bahwa keputusan ini sangat berat bagi seorang muslim yang senantiasa membiasakan diri berdoa kepada Rabbnya untuk mendapatkan seorang muslimah yang shalehah. Namun karena keputusan ini adalah yang terbaik bagi hati masing-masing, maka atas dasar keimanan pula, ku ikhlashkan dirimu untuk memilih laki-laki muslim yang lain, yang baik dari sisi dunia dan akhiratmu dan dari sisi Rabbmu. Dan tidaklah keputusan ini sia-sia mengingat aku membutuhkan perjuangan yang besar untuk merelakan diriku berpisah dengannya karena Allah.

Aku yakin bahwa setiap usaha yang bersungguh-sungguh dalam menjauhkan diri dari apa yang Allah Benci adalah Jihad, maka jika ini jihad, aku yakin bahwa Allah akan memberikan hadiah terbaik bagi mereka yang berbuat baik karenaNya.

Muslimah itu merupakan perhiasan dunia namun ku yakin jika aku merelakan dia karenaNya maka aku Berharap Allah mengkaruniakanku pendamping yang lebih baik bagiku dan baginya suatu saat nanti.

Beberapa hari lagi aku harus menyatakan keputusan itu kepadamu. Namun, sempat terlintas di fikiranku untuk memintamu menungguku, lantaran ada rasa khawatir jika aku tidak mendapatkan jodoh seperti dirimu. Maka ku coba untuk meminta pertimbangan lagi kepada Pemilik hati mengenai hal itu. Hingga akupun mulai mencermati jika saja engkau harus menerima permintaan itu maka aku harus berfikir ulang mengingat menunggu adalah sebuah penderitaan bagi seseorang, dimana menunggu mengenai hal itu akan cenderung menumbuhkan harapan kepada seseorang yang akan menjadi teman hatinya kelak dan tentunya juga rasa kekhawatiran akan keadaan buruk dapat cenderung terbayang sedangkan segala harapan telah tumbuh subur di dalam dada. Hingga kesedihanpun hadir ditengah-tengah hal yang tidak pernah diperkirakan. Ternyata baru tersadar bahwa usaha mendapatkan siapa yang diharapkan itu menjadi sia-sia dan hal tersebut justru dapat mengotori hati karena sempat terisi oleh hal yang belum sepatutnya terlahir di dalamnya.

Walaupun kita sama-sama mengetahui antara batasan-batasan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrim, namun kita bukan Nabi sedangkan Nabi Adam yang pernah tinggal di Syurga dan beliau juga dapat melihat iblis saja masih dapat terjerumus oleh rayuan iblis, lalu bagaimana dengan kita yang jelas-jelas bukan seorang Nabi dan bukan orang yang dapat melihat iblis akankah kita dapat berbuat lebih hebat daripada beliau jika bukan karena kita mengikuti Perintah Allah dengan menjauhkan diri dari langkah-langkah syaitan?

Kita memang sama-sama belum tahu siapa jodoh kita nanti dan kita tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa jodoh kita walaupun kita berusaha dengan kekuatan kita, terkecuali jika Allah yang menghendaki. Jika kamu adalah perempuan yang akan halal aku Cintai kelak, seharusnya aku tidak membiarkanmu menderita lantaran menunggu seseorang yang belum pasti menjadi pendampingmu.

Bukankah jodoh tidak akan tertukar jika diri kita itu baik? Jika memang engkau adalah jodohku, untuk apa aku biarkan engkau menunggu sedangkan tanpa harus menuggupun Allah akan Mengkaruniakan seseorang dengan jodohnya dengan cara yang Berkah, bukankah Keberkahan adalah tujuan kita untuk menempuh jalan suci itu?

Lalu ku tersadar beberapa hari ini tawaran suci itu memenuhiku waktuku, dari kadar terberat hingga kadar terendah dalam usaha merelakan sebuah perhiasan. Namun Hadiah Allah jauh lebih Indah, bukan? Hal inilah yang membuatku menyatakan kepadanya di kemudian hari, dan kamipun menemumpuh hidup masing-masing.

Saudaraku, ternyata usaha meng-ikhlas-kan diri itu mampu meringankan diri dan jiwa. Baru kusadari bahwa Allah telah mengajarkanku untuk ikhlas terhadap sesuatu godaan terbesar bagi Ummat Rasulullah, semoga keikhlasahan ini mengajarkanku untuk ikhlas terhadap hal lainnya hingga Keberkahanpun datang menjemput.

Biarlah Allah memeilih tanpa harus kita melakukan hal yang tidak DiridhaiNya, bukankah KeridhaanNya yang kita cari?

Kepada Cinta yang teralamatkan kepada Sang Pemilik Cinta

Kepada cinta yang tak seharusnya terungkap sebelum masanya tiba

Kepada kesucian yang tak pernah tercemar oleh noda

Maka ku ikrarkan kepada Sang Pemilik jiwa bahwa ku pelihara kesucian ini untukNya

Kemudian ku lepaskan apa yang tak baik bagiku demi mencari KeridaanNya

Dan, ku relakan keinginan hati dari ketidak Ridhaan kepada kepatuhan

Rabb, Sampaikanlah kami kepada kesucian diri

Berharap Engkau Mencintai kami dan Engkau tumbuhkan Cinta itu di hati kami hingga Cinta itu menumbuhkan keengganan di hati untuk menjadikan kami tidak cenderung kepada Cinta selainMu

Allahuma Amiin

Dan, hari ini, kulepaskan engkau dari hatiku...

***

Ifalosophy. The Tenderness is a Beauty^^

***

-G semuanya yang ditulis itu merupakan apa yg terjadi dari sang penulis, karena setiap penulis bisa saja menuliskan apa yang dirasakan orang lain ^^

Masya Allah^^

Kamis, 25 November 2010

WE ARE SPECIAL!

Setiap daripada kita dilahirkan daripada rahim seorang ibu. Biar sehebat mana kita membenci diri sendiri, jangan pernah lupa bahawa suatu ketika dahulu kelahiran kita pernah disambut penuh tawa, girang gembira oleh ibu dan ayah. Biarpun satu dunia membenci, ingatlah bahawa kita tetap istimewa. Oleh sebab itulah Allah masih membenarkan kita hidup bernyawa. Jika ada satu perkara yang harus disedari supaya kita tidak merasa lemah, itulah dia, “We are special!“.


Kita punya akal. Jika tidak, mustahil kita dapat membaca artikel ini. Akal adalah anugerah Allah yang tidak terhingga. Ia membezakan antara manusia dan haiwan, juga tumbuh-tumbuhan. Manusia yang sering menghina diri sendiri dan bersikap lemah di hadapan orang lain sebenarnya sedang bersikap kufur dengan nikmat Allah. Dia tidak tahu menghargai nikmat akal yang dianugerahkan kepadanya. Seolah-olah penghormatan Allah itu tidak mahu diterima dan dianggap tidak bernilai.

“Aku bodoh, mereka pandai…aku lemah tak punya apa-apa, mereka hebat”

Orang yang tidak tahu menghargai diri sendiri adalah orang yang tidak tahu berterima kasih dan bersyukur kepada Allah. Maka, menyedari bahawa we are special adalah jalan menuju syukur.


Firman Allah:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (dan berkelengkapan sesuai dengan keadaannya). (At-Tiin:4)


Keangkuhan kita, keengganan kita untuk menghargai ciptaan Allah iaitu diri sendiri boleh mengundang murka Allah dan menjatuhkan martabat kita di sisi-Nya. Firman Allah:

Kemudian (jika ia panjang umur sehingga tua atau menyalahgunakan kelengkapan itu), Kami kembalikan dia ke serendah-rendah peringkat orang-orang yang rendah (At-Tiin:5)


Apabila kita telah menyedari bahawa kita adalah istimewa, kita akan lebih bersyukur. Kesyukuran itu membawa kita menggunakan segala keistimewaan untuk berbakti dan taat kepada Allah. Kesedaran itu akan mengubah persepsi kita dalam kehidupan dan menjadikan kita lebih bertenaga untuk melangkah. Kita tidak lagi merasa sedih dan lemah di sisi manusia. Bahkan, itulah yang dikehendaki Allah. Firman-Nya:

Dan janganlah kamu merasa lemah (dalam perjuangan mempertahan dan menegakkan Islam), dan janganlah kamu berdukacita (terhadap apa yang akan menimpa kamu), padahal kamulah orang-orang yang tertinggi (mengatasi musuh dengan mencapai kemenangan) jika kamu orang-orang yang (sungguh-sungguh) beriman. (Ali Imran:139)


Kesimpulannya, ada 1001 sebab yang boleh kita rungkaikan untuk membuktikan bahawa “we are special!“.


Minggu, 14 November 2010

KUNCINYA ADA PADA KITA


Dalam kesibukan kita sebagai manusia mencari kesempurnaan dunia, ada diantara kita terlupa akan kesempurnaan rohaniah untuk di bawa pulang nanti bertemu yang Maha Esa.

Sering dijadiakan alasan "masa" menjadi penghalang untuk berbuat amal kebajikan apatah lagi ibadah. Kalau difikirkan dari aspek pekerjaan, yang lain pun ade tanggungjawab masing-masing. Tetapi mengapa masih mampu bagi segolongan pihak menyempurnakannya.

Disini tidaklah saya cuba mengatakan diri saya ini begitu sempurna. Hanya sedikit pengetahuan yang diizinkan oleh Allah swt kepada saya untuk dikongsi bersama. Hidup kita yang sangat singkat ini, penuh dengan banyak perkara dan tanggungjawab untuk dilaksanakan.

Tatkala kita sibuk mengerjakan yang lain, kita sering terlupa mengerjakan yang wajib. Sudah menjadi lumrah kita sebagai manuasia perlu mencari keperluan dalam hidup. Tetapi apalah salahnya kalau kita praktikkan masa sedikit untuk menunjuk rasa kasih dan sayang kita pada-Nya yang Maha Mengasihi lagi Maha Pemberi.

Kalau dilihat dari aspek masa yang sering menjadi persoalan atau lebih tepat lagi faktor utama kepada kita, kalau tak silap kita ade 24 jam sehari....Kita berkerja lebih kurang 8 ke 10 jam sehari, kita berehat lebih kurang 5-8 jam. Kalau dikira masa yang memang betul-betul kita gunakan lebih kurang....18 jam. Tapi kita ada 24 jam. Hmm....kita ade lebih kurang 6 jam lagi.

Mari kita lihat berapa banyak masa yang diambil untuk mengerjakan solat yang telah diwajibkan keatas kita... Kalau saya kira masa yang diambil kalau kita berjemaah dimasjid.... Kalau 4 rakaat + wirid + doa = 15 minit. Kalau kita kira purata dalam 15 minit satu waktu.... 15 x 5 = 1 jam 5 minit. Hmmm...ade berbaki lagi...4 jam setengah.

Setiap apa yang telah difardhukan ke atas kita adalah tanggungjawab yang kita perlu lakukan walau dalam apa keadaan sekali pun. Ini kerana setiap apa yang wajib itu ada kebaikannya. Contohnya solat itu sendiri. Selain sebagai penenang jiwa ia juga merupakan "magnet" rezeki. Jadi kenapa perlu kita abaikan..? padahal awalnya tadi kita sendiri yang sibuk dengan pencarian nafkah hidup. Bila dah diberikan peluang oleh Allah swt untuk dipermudahkan, kenapa kita perlu pilih jalan yang susah? Itu baru hanya satu, masih banyak lagi amal ibadah yang membawa terus menerus kebaikan kepada kita.

Jadi tunggu apa lagi..... Rebutlah peluang sementara kita masih ade kudrat melakukannya. Janganlah kita berputus asa pada rahmat Allah, sesungguhnya Allah swt itu Al Rahman.... Al Rahim.... Dan tidak akan pernah Dia mahu melihat hamba-hambanya dalam kesusahan. Seruan saya pada diri saya dan yang lain... Marilah kita banyakkan ibadah kita mudah-mudahan kita akan dirahmatiNya.

luvislam

Selasa, 09 November 2010

Jodoh - Mencari Yang Terlalu Sempurna


Jika kamu memancing ikan...
Setelah ikan itu terlekat di mata kail,
hendaklah kamu mengambil ikan itu...
Janganlah sesekali kamu LEPASKAN ia
semula ke dalam air begitu saja...
Karena ia akan SAKIT oleh kerana bisanya,
ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan MENDERITA selagi ia masih hidup.

Begitulah juga...

Setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN kepada seseorang...
Setelah ia mulai MENYAYANGIMU,
hendaklah kamu MENJAGA hatinya...
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja...
Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu,
dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya selagi dia mengingatmu...

Jika kamu menadah air biarlah berpada,
jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia
begitu teguh... cukuplah sekadar keperluanmu...
Apabila sekali ia retak... tentu sukar untuk kamu menambalnya semula...
Akhirnya ia dibuang...

Sedangkan jika kamu cuba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan
lagi...
Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, TERIMALAH seadanya...
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu
istimewa...
Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan KESILAPAN bukan
mudah bagi kamu untuk menerimanya...
Akhirnya kamu KECEWA dan meninggalkannya.

Sedangkan jika kamu MEMAAFKANNYA boleh jadi hubungan kamu akan TERUS hingga
ke akhirnya....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi,
yang kamu pasti baik untuk dirimu...
Mengenyangkan. Berkhasiat.
Mengapa kamu berlengah, cuba mencari makanan yang lain...
Terlalu ingin mengejar kelazatan...
Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya...
Kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan,
yang pasti membawa KEBAIKAN kepada dirimu.
MENYAYANGIMU... MENGASIHIMU...
Mengapa kamu berlengah,
cuba MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain.
Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan KEHILANGANNYA apabila dia menjadi milik orang lain
Kamu juga yang akan MENYESAL...

catatantarbiyah

Kamis, 28 Oktober 2010

Anda Semakin Matang Bila...


Anda dapat bertenang dan bersabar seandainya hajat anda tidak tercapai.

Anda mampu menyembunyikan perasaan anda yang luka dan tersinggung oleh seseorang dalam kumpulan dan berlaku sebagai biasa.

Anda tidak merasa iri hati bila melihat orang lain dipuji dan disanjung.

Anda dapat menghadapi kebencian orang yang anda benar-benar merasa tidak sewajar dengan mereka.

Anda mampu menguasai nafsu gelojoh walaupun anda ingin mendapat perkara yang anda fikir boleh dapat.

Anda dapat menahan rasa sakit hati dan malu seandainya anda tidak dapat hidup setaraf dengan rakan sejawat anda yang lain.

Anda terus berlaku adil dan saksama walaupun suasana sekeliling menghalang maksud anda.

Anda dapat menerima kritik atau salah faham orang tanpa memperbesar-besarkannya.

Anda memandang jauh kedepan, umpamanya dengan sabar menangung kesusahan demi kepentingan masa depan, tanpa merasa resah, bimbang dan ragu.

Anda memberi persetujuan kepada pendapat- pendapat yang anda tidak setujui dalam perdebatan tanpa merasa sakit hati atau tidak senang.

Anda berbahagia bersendirian dengan mempunyai satu kegemaran atau hobi yang benar-benar anda minati.

Anda mengaku dengan jujur tidak tahu bila anda betul-betul tidak tahu, tanpa merasa malu.

Anda menghadapi orang-orang tua atau orang- orang yang lebih berpengaruh tanpa sentiasa berusaha untuk menimbulkan kesan-kesan negatif.

Anda akan cuba melakukan sesuatu dengan sederhana bukannya berlebih-lebihan untuk menunjukkan bahawa anda dapat melakukannya dengan lebih sempurna.

Anda dapat mendahulukan kepentingan orang lain walaupun anda tidak merasa senang kerananya.

Anda boleh berlaku wajar dan saksama terhadap orang-orang yang tidak anda sukai.

Anda dapat mengujudkan rasa kasih-sayang, cinta atau boleh bersahabat tanpa mendapat tempat yang utama dalam hidup mereka.

Sekiranya anda lelaki, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan wanita tanpa berfikir bahawa anda adalah lelaki yang jadi idaman setiap wanita.

Sekiranya anda wanita, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan orang lelaki secara jujur.

- Artikel iluvislam

Kamis, 14 Oktober 2010

Secebis Ingatan Buat Adam


Adam...
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu.

Wahai Adamku...
Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi, tidak hairanlah jika perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu tatkala aku sentiasa mahu terpesong dari landasan... kerana aku buruan syaitan.

Adam... Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangannnya dari kaummu di akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusan-Nya. Jika bilangan kaummu mengatasi kaumku nescaya merahlah dunia kerana darah manusia, kacau bilaulah suasana kerana Adam sama Adam bermusuhan kerana Hawa. Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil sehinggalah pada zaman cucu-cicitnya. Pun jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang mengharuskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam...
Bukan kerana ramainya isterimu yang membimbangkan aku. Bukan kerana sedikitnya bilanganmu yang merunsingkan aku. Tetapi... aku risau, gundah gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu lagi sudah tahu bahawa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. Namun... terasa berat pula untukku menyatakan isi perkara.

Adam...
Aku tahu bahawa dalam Al-Quran ada ayat yang menyatakan kaum lelaki adalah menguasai terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku. Kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhati dan mengawasi aku agar sentiasa di dalam redha Tuhanku dan Tuhanmu.

Tapi Adam, nyata dan rata-rata apa yang sudah terjadi pada kaumku kini. Kami dibiarkan terumbang-ambing tanpa haluan, malahan engkau juga mengambil kesempatan atas kelemahanku. Dimana perginya keadilanmu?

Asalnya Allah menghendaki aku tinggal tetap di rumah. Aku akur asalkan aku keluar dari rumah, seluruh tubuhku mesti ditutup dari hujung kaki sampai hujung rambut... tetapi realitinya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya.

Adam..
Mengapa kau biarkan aku begini?
Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu?
Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku?
Adakah akhlak kaum Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?

Adam...
Kau sebenarnya Imam dan aku adalah makmummu. Aku adalah pengikutmu kerana kau adalah ketuaku.

Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah aku.

Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu sembilan, nafsumu satu. Aku? Akalku satu, nafsuku sembilan.

Oleh itu Adam...pimpinlah, bimbinglah aku kerana aku sering lupa, lalai dan alpa sehingga aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu dan kuncu-kuncunya.

Bimbinglah daku untuk menyelami kalimah Allah. Perdengarkanlah daku kalimah syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.

Adam...
Andainya kau masih lalai dan alpa dengan karenahmu sendiri, masih segan mengikut langkah para sahabat, masih gentar mencegar munkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah. Malulah engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang Agung.

Maafkan aku sekali lagi Adam...
Andainya warkah yang ku layangkan ini menimbulkan amarah di dadamu. Jauh sekali niatku untuk membuat kau keliru apatah lagi menjadi buntu.

Waspadalah Adam...
Andai auratku terdedah...andai suaraku mengatasimu... andai langkah seiringmu...andai maruahku dirobek maka engkaulah yang bakal membawaku kepada kebenaran.

Usah dipersalahkan Hawa lantaran tewas mengemudi bahtera andai si Adam masih lena diulit mimpi...
Tetapi percayalah!!! Bukan emas yang kucari...bukan berlian yang kupinta... tetapi...hanyalah hati yang tulus ikhlas darimu...

Adam...
Dengarlah...keluhan hatiku buat dirimu...

Ikhlas dari Hawa abad ini...

iluvislam

Jumat, 03 September 2010

Be a Great Wife (dimana Istri Shaleha itu???)


Assalamu'alaikum wr wb...dengan penuh rasa hormat berikut catatan yang berisi tentang karakter2 Istri yang Allah cintai....serta bagaimana agar Istri dicintai Suami..... catatan ini berasal dari berbagai referensi-referensi buku yang saya rangkum dan saya kemas....agar tercapai sebuah catatan yang singkat.. namun semoga penuh sarat dan makna.. termotivasi dari catatan seorang kakak seperguruan...agar menjadi suatu keterbukaan... dan menjadi jalan da'wah.. khususnya untuk saya sendiri...dan orang2 yang berkesempatan membacanya... semoga bermanfaat... Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Istri yang salehah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam hal ketaatan terhadap Allah, dan Rasul. Senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua larangan-Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuh kesadaran.

Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.

Dia menuntut ilmu syariat, mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.

Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh Islam. Dia menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran bahwa kewajiban ini merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.

Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya.

Dia siap berkorban, menafikan pribadinya dan melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya dari pada diri sendiri. Mendahulukan keridhaan suami daripada keridhaan dirinya sendiri, keinginan suami daripada keinginan dirinya sendiri, hal yang disukai oleh sang suami daripada yang disukai oleh dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Apabila dia kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas.

Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula mengeluhkan sedikitnya harta, jika sang suami miskin. Dia tahu kapan harus berinfak, dia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah dalam segala hal, puas dengan rezeki yang Allah karuniakan kepadanya.

Dia tidak tergiur dunia seperti istri lainnya yang mengoleksi banyak pakaian, jajanan, perhiasan dan emas. Sebaliknya, dia cerdas dan bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan iman dan amal saleh, di akhirat dengan penerimaan disisi Tuahnnya.

Dia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum, membuat suasana rumah jadi nyaman.

Berterima kasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterima kasih juga atas terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang diusahakan suami. Senantiasa mendoakan suami agar memperoleh ganjaran dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan suami.

Berbakti kepada keluarga suami, yakni orangtua dan saudara-saudarinya serta menjalin silaturahim dengan mereka dalam rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan perintah Allah

Dia adalah seorang istri yang cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorang pun, meski kepada kedua orang tuanya sekalipun, tidak membawa problema rumah tanggan keluar rumah. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan saleh, itu pun dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap tawadhu’, cinta dan berakhlak baik.

Dia jadikan pesan Ummu Iyas sebagai metode praktis

Dia tetap tinggal dirumahnya. Dia keluar rumah hanya untuk suatu keperluan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu ataupun menghabiskan waktunya. Apabila hendak keluar rumah, dia meminta izin dari suami. Dia keluar rumah dengan pakaian menutup aurat, tidak memakai wewangian, berjalan dengan sikap tawadhu’ dengan penuh adab, penuh rasa malu dan tenang. Dia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya dijalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi sewaktu dipijakkan ke tanah.

Dia menaruh perhatian besar pada pendidikan Islam yang benar dan sempurna bagi anak-anaknya, bukan sekadar kulit atau penampilan. Targetnya adalah menyiapkan sebuah generasi saleh mujahid yang mengusung panji dakwah menjalankan perintah Allah.

Istri salehah sangat menjaga waktu dan mengerti betul untuk apa dia menggunakannya. Dia tidak memiliki waktu untuk bergosip, membicarakan dunia atau bersenda gurau. Majelisnya hanyalah majelis-majelis dzikir, perdamaian antarmanusia, amar ma’ruf dan nahi munkar.

Istri salehah senantiasa beribadah kepada Allah, banyak berdzikir, bertahajjud, bersedakah, banyak berpuasa dan khusyu. Dia mengenakan pakaian kewibaan dan ketenangan. Ambisinya tinggi setelah menunaikannya. Dia tidak jemu dan malas, meneladani para Ummahtul Mukminin dan para istri kaum salaf yang ahli ibadah dan saleha.

Dia senantiasa mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk memasuki alam kubur. Tidak melalaikan pertemuan dengan Allah dan akhirat.

Dia adalah seorang mukminah yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, dia bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah dan tidak marah atau mengutuk diri seperti kutukan orang-orang jahiliyyah. Allah senantiasa melihatnya melakukan tindakan yang disukaiNya. Keimanan kepada qadha dan qadar bersemayam dalam kalbunya.

Dia menyeru orang kepada Allah untuk berbuat kebaikan dan mencegah keburukan, menuntun perempuan-perempuan yang lalai dengan lemah lembut menuju keamanan. Dia tidak mengambil keuntungan dari dakwahnya, tidak pula menyerang dunia laki-laki. Dia berdakwah dengan akhlak mulia. Dia tidak mengharapkan pujian ataupun bayaran dari sana-sini, tetapi mengikhlaskan amalnya, bahkan dan sebisa mungkin menyembunyikannya.



Rizky Priyatna

2 September 2010

Selasa, 24 Agustus 2010

Pentingnya Beladiri Islami.............!!!


Islam memandang wujud manusia sebagai makhluk yang terdiri dari 3 unsur yaitu AKAL,JIWA dan RAGA. Ketiga unsur ini masing-masing mempunyai hak yang harus dipenuhi. Akal berhak untuk dicerdaskan, dipintarkan dan dipenuhi dengan wawasan dengan cara belajar, berpikir, melakukan kajian dan sebagainya. Jiwa berhak untuk dibersihkan dan ditumbuh kembangkan melalui ibadah dan amalan-amalan ritual lainnya. sedangkan badan berhak untuk disehatkan, dikuatkan dan diaktifkan segala komponennya dengan mengkonsumsi makanan halal, berobat dan berolahraga secara teratur, dimana beladiri juga termasuk kegiatan yang efektif menyehatkan badan.

Seperti asal kata "beladiri" yang terdiri dari kata "bela" dan"diri" sehingga dipahami bahwa sebuah beladiri mengandung unsur olahraga yang menyehatkan karena setiap beladiri pasti terdiri dari gerakan-gerakan badan dan jurus-jurus termasuk gerakan-gerakan pendukung lainnya. yang dapat dilatih secara teratur, sehinga dapat diperoleh manfaat untuk membela diri, khususnya pada saat terancam bahaya dan untuk membela kebenaran secara umum ( mengikat diri pada tali Allah SWT untuk mempertahankan haq) dan salah satu untuk Fastabiqu-Khairat (berlomba-lomba dalam Kebaikan). Mengamalkan gerakan-gerakan olahraga beladiri tidak sekedar dapat menyehatkan tubuh akan tetapi juga harus mampu menyehatkan baik secara jasmani maupun rohani ( tidak syirik kepada Allah SWT, tidak maksiat dan lain-lain).

Kaum musmin khususnya para pemuda yang memiliki perhatian lebih terhadap islam dan aktif dalam berdakwah, hendaknya mempelajari beladiri islami, yang merupakan warisan para ulama dan pendekar muslim yang mengedepankan dakwah dan nilai-nilai agama islam.

Sesuai dengan perjalanan waktu perkembangan umat ini, maka sosok pembinaan kesehatan, kekuatan dan keterampilan melalui beladiri menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Dengan niat mencari ridha Allah SWT dan dalam rangka ber-fastabiqul-khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) sehingga menjadi warisan turun temurun dan budaya yang sangat kuat dalam melahirkan muslim dan muslimah sejati pemberani.

"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT dari pada mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan" (HR Muslim)"

DiIndonesia ada banyak ragam beladiri, baik yang jahili (tidak sesuai syariat Islam) maupun yang mengaku islami. Beladiri jahili jelas tidak layak dikonsumsi oleh umat islam. sementara beladiri yang mengaku islami harus benar-benar dicermati. karena banyak beladiri yang mengangap dirinya islami tetapi isi dan prakteknya jahili, seperti beladiri yang mensyaratkan sesajen, puasa mutih, ayam putih, mengajarkan mantra-mantra untuk mengundang jin, mengajarkan jampi-jampi yang dicampur dengan ayat Al-Qur'an atau murni dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Asma'ul-Husna tetapi cara mengamalkan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, mengajarkan amalan-amalan yang bertentangan dengan syari'ah atau paling tidak beladiri tersebut pada prakteknya masih bercampur dengan dosa. Diantaranya masih menggunakan penghormatan secara jahili, menyebut kalimat tertentu yang mengandung unsur syirik, tidak memisahkan antara laki-laki dan perempuan saat latihan, gerakan beladirinya disamakan antara laki-laki dan perempuan. Hal-hal jahili tersebut merupakan cara-cara yang dilarang oleh syariat islam. Keliatannya sepele tapi dampaknya amat besar. Nauzubillah minzalik...

Syarat-syarat beladiri sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut ini :

1. Tidak ada syirik

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selaindari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.."(QS An-Nisa :48)

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan (QS Al-an'am :88)

"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) keneraka jahanam, mereka kekal di dalamnya.'(QS Al -Bayyinah : 6)

Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tidak pernah mengunakan Al-Qur'an sebagai alat kekebalan tubuh/kesaktian badan, menjatuhkan lawan dari jarak jauh, tidak kebal dari tebasan pedang dan tusukan panah. Bahkan para sahabat bayak yang syahid di medan perang, seandainya Al-Qur'an diturunkan untuk kekebalan tubuh dan kesaktian badan, tentu merekalah orang-orang yang paling kebal dan paling sakti

2. Menjaga fitrah Kemanusiaan.

Gerakan-gerakanbeladiri yang diajarkan harus memperhatikan keselamatan fitrah. Dalam hal ini gerakan untuk perempuan harus disesuaikan dengan postur tubuh dan fitrahnya. Begitu pula laki-laki gerakan yang diajarkan harus sesuai dengan postur tubuh dan fitrahnya.

" Bukan termasuk kaumku yang menyerupai laki-laki dari jenis perempuan dan bukan termasuk kaumku orang yang menyerupai perempuan dari jenis laki-laki (HRAhmad)"

"Allah melaknat orang laki-laki yg berpenampilan seperti perempuan serta melaknat orang perempuan yg berpenampilan laki-laki (HR Abu Daud)

3. Tidak ada Maksiat

Pakaian yang digunakan harus sesuai syariat yaitu menutup aurat, tidak ketat, tidak tipis, laki-laki dan perempuan harus dipisah supaya tidak terjadi ikhtilaf (campur baur) dan berakibat menimbulkan fitnah, tidak ada alunan musik yang melanggar syariah, tidak ada gerakan-gerakan mengundang fitnah,perempuan tidak dipertontonkan didepan umum dan lain sebagainya.

" Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya" (QS An-Nur :30)"

" Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannnya kecuali yang biasa tampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutup kain kerudung kedadanya...dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan" (QS An-nur : 31)

4. Tidak Menyerupai Orang kafir dan berprilaku sombong.

Islam adalah agama Integral dan menyeluruh yang mencangkup segala hal dalam kehidupan termasuk dalam hal berpakaian, cara penghormatan dan cara bersalaman dan lain sebagainya. Penghormatan seperti menundukkan kepala rendah-rendah atau sujud ruku' kepada orang lain, mengatupkan kedua tangan, menghilangkan tangan sambil mengucapkan kaimat tertentu. Apalagi Kita meliat sekarang banyak senioritas, yang kadang menganggap dirinya hebat sehigga junior pantas untuk menghormati senior dan muncul penyaki-penyakit hati berupa kesombongan muncul. Padahal Allah yg Maha Kuat dan Hebat tidak pernah membedakan klas manusia yg membedakanhanya ketakwaan. Apa yg mesti kita pantas sombongkan didunia ini, apa kita ingin seperti syetan yang merasa sombong atas dirinya yg merasa lebih suci dan hebat dari nabi adam sehigga Allah melaknatnya.

5. Sehat Lahir bathin

Beladiri Islami harus bertujuan kepada kesehatan lahir yaitu fisik, gerakan-gerakannya tidak akan menimbukan cidera, baik saat berlatih maupun padahari tua. Pesertanya diarahkan kepada mengkonsumsi makanan yang halal dan tidak mengandung unsur-unsur merusak badan seperti alkohol, rokok, pengawet, biang gula dan lain sebagainya. Beladiri tersebut juga harus mengajak kepada perbaikan batin yaitu mental, akhlak, keimanan, ibadah, wawasan agama dan lain-lain. Beladiri manapun yang mengaku islam harus menjujung tinggi nilai-nilai islam, menjaga batasan-batasanya dan mengamalkan ajarannya.

Sebagaimana kita umat muslim diperintahkan selalu bersiap siaga dan melihat tingkat kejahatan semakin meningkat seperti pemerkosaan, pelecehan, pencurian,perampokan, pembunuhan, penculikan dan kejadian palestina tidak membuka mata kita untuk lebih waspada dan bagaimana menjaga diri. Bagaimana tiba-tiba negara kita seperti palestina???? bagaimana kejahatan itu tiba-tiba hadir didepan mata kita??????Apa yg bisa kita lakukan???? Apakah kita sudah siap?? apakh kita diam saja??? apakah yang kita lakukan hanya menangis merintih tanpa melakukan perlawanan apa-apa danberteriak sekencang-kencangnya berharap ada batman, superman, wiro sableng, sun go khong atau kastria atau apalah yang datang menolong...........akhi... ukhtiitu mustahil, itu cuma ada difilm-film

Jadi apa alasanmu melarang istri/suamimu dan anak-anakmu untuk latihan beladiri. Apakah tidak suka meliat mereka sehat, bugar secara jasadiyah dan bahkan memiiki niai lebih, salah satunya dapat menjaga/membela dirinya sendiri. Apakah kamu tidak bahagia dengan dia bisa menjaga dirinya dan menjadi muslim dan muslimah yang pemberani. Kondisi wanita sangat sulit mendapat izin beladiri terutama setelah menikah karena sebab satu dan sebab lainya. Kalau seadainya alasan syar'i tidak masalah tapi kalau masalah yang kira-kira tidak logis, hendaknya kita mengerti dan memberi pengertian bahwa latihan beladiri sama dengan menyiapkan kuda-kuda perang buat generasi yang akan datang sebagai generasi yang kuat ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Dengan beladiri bukan kita ingin menjadi jagoan atau pendekar tapi bagaimana kita menyiapkan generasi yang kuat, beriman dan berakhlak baik.

Dengan alasan-alasan tersebut diatas tentunya dapat menyadarkan kaum muslimin dan khususnya saya pribadi atas arti penting atau perlunya mempelajari beladiri, khususny beladiri yang islami...Semoga kita selalu mendapat ridho Allah SWT dan berjaya sepanjang masa serta selalu istiqamah di jalan-Nya.Amin............

By : Suzie Widya

14 Agustus 2010 jam 13.00

Dimanakah laki-laki saleh itu?????? ( ed II )


Duduk dikursi pelaminan adalah peristiwa bersejarah yang suci

Ia merupakan tonggak sejarah kehidupan baru

Sebagai titik awal untuk memulai kehidupan yang serba baru

Upacara suci yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan penuh kesuciaan

Inilah laki-laki saleh yang terseleksi untuk menjadi teman hidup kami?

Serangkaian prosesi penyatuan dua insan

Yang selain disaksikan oleh banyak manusia

Juga disaksikan oleh yang Maha Suci

Dengan tata pernikahan yang sesuai dengan dianjurkan yang Maha Suci

Inikah laki-laki saleh yang terseleksi unuk menjadi teman hidup kami?

Disaat inilah kami merasakan dan menghadapi

Sebuah kehidupan yang benar-benar baru

Jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya

Awal seusai prosesi pernikahan kami terhiasi oleh berbagai kesenangan

Tetapi lambat laun kami menghadapi sebuah kenyataan baru

Timbul pertanyaan kami di manakah laki-laki saleh itu?

Disini kami menghadapi siapa sifatmu sebenarnya

Yang mungkin tidak sama dengan penampilan sebelum menikah

Atau bahkan bisa juga bertolak belakang dan mengetirkan

Saat itulah kami berpikir lagi dimanakah laki-laki saleh itu?

Walau bagaimanapun kami sangat mencintaimu

Lebih dari apa yang kami katakan

Bagi kami cinta begitu mulia

Ia hadir bukan saling menghalangi, saling menyakiti

ataupun tidak saling menghargai

Kami tak ingin membuat kita saling bertengkar

Saling menjauh apalagi saling berbeda pandangan

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Kami mulai menjalankan kewajiban kami sebagai seorang istri

Kami mulai dituntut oleh sebuah kewajiban berbakti kepada suami

Mulai dituntut untuk hidup mandiri bersama suami

terlepas dari ketergantungan orang tua dan lain-lain

Mulai dituntut untuk pandai mengurus ekonomi keluarga

Memberikan pelayanan seksual yang baik

Menjaga kehormatan diri, kehormatan suami

Mulai dituntut untuk pandai bergaul dengan keluarga besar dari pihak suami

Dituntut untuk menjembatani keharmonisan persaudaraan antar keluarga besar

Dituntut untuk melahirkan anak, merawat dan mendidiknya dengan baik

Dituntut pula untuk tampil menjadi istri yang benar-benar shalihah

Kami akan menjalankan bukan sekedar tugas tapi dengan senang hati

Sumber inspirasi dan kebahagian yang tiada tara

Karena disamping kami ada suami yang saleh lagi baik hati

Kami tau engkapun mencintai kami

Ketika engkau melarang kami keluar rumah

Semata karena ekspresi kecintaanmu

Karena engkau mencemaskan diri kami

Terima kasih atas perhatiaan itu

Tapi......

Kami keluar rumah tidak mencari kemaksiatan dan kemurkaan Allah

Justru kami berjihad seperti wanita-wanita mulia di sisi Rasulullah

Ingatkah engkau saat memilih kami menjadi istri

Kau katakan tengah mencari teman sejati

Buat menemani perjuangan suci

Tak ingin kah potensi kami lebih disalurkan ketempat lain

Dan yang past itidak melupakan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Di saat memberi rezki kepada kami

Berikanlah kami rezeki yang halal dan jerih benar-benar keringatmu

Kami sering merasa sedih ketika engkau selalu lupa

Hari ulang tahun kami, tanggal pernikahan kita

Taukah engkau,kami ingin kau selalu mengingatnya

Dan mengulang masa-masa indah seperti awal pernikahan kita

Kami ingin engkau mengajak kami keluar rumah

Berdua saja,seperti pasangan muda-mudi

Sungguh kami ingin menikmati itu

Menikmati pacaran setelah menikah

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Disaat kesibukan yang nyaris dilakukan diluar rumah

Kadang menimbulkan prasangka yang tidak baik bagi kami

Kami ingin ditengah kesibukanmu, mengabarkan keadaanmu

Menanyakan keadaan kami, menghibur kami, dan apapun bentuknya

Tetap berinteraksi dan berkomunikasi

Rumah bukan hotel yang mana hanya tempat bersinggah

Sekedar ganti baju, mandi dan tidur

Tapi kami ingin disela-sela waktu kesibukan

Sampai kerumah untuk sekedar mengganti popok si kecil

Bermain, bercanda,menonton tivi dan mengajarkan mereka mengaji

Atau apapun bentuk perhatianmu kepada keluarga

Agar anak-anak kita juga menyadari

Bahwa ia punya pemimpin satu lagi

yang harus mereka hormati dan bukan seperti tamu sekedar keluar masuk rumah

Kami ingin bukan hanya sosok ibu yang mereka kenal

tidak inginkah engkau menikmati momen perkembangan mereka

dari waktu kewaktu dan ikut terlibat dam membesarkan mereka

Tapi yang kami dapati hanya impian belaka

Seakan kau tak pernah meperdulikannya

Pulang kerumah jarang dan komunikasipun tidak

Sesibuk itukah engkau, wahai para suami???

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Saat engkau membutuhkan kami untuk memberikan pelayanan

Maka kami akan datang menghampirmu

Kami juga ingin di saat kami membutuhkan engkau

Saat itu juga engkau hadir untuk mendatangi kami

Kami ingin cinta itu bukan untuk salah satu pihak

Tapi untuk bersama-sama

Rumah tangga untuk dua insan manusia

Yang punya perasaan dan bukan boneka

Atau yang hanya satu insan saja yang harus terpenuhi

Di saat menunggu detik-detik kelahiran si kecil

Kami ingin engkau menemani, memberi support kami

Memberi kami do'a, menyaksikan proses besejarah itu

Karna kami tidak tau apakah setelah ini kami hidup atau tidak?

Taruhan nyawa yang harus kami tembus

Untuk melahirkan buah hati kita

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Sebagai seorang istri aku memahami tugasku

Adalah mengurus rumah tangga

Namun kadang sulit bagi kami memahamimu

Saat kami telah berlelah-lelah

dengan seluruh urusan jihad dalam rumah

Tak satupun pujian yang terlotar di bibrmu

Atau ucapan terima kasih yang kau ucapkan

Atau keharmonisan yang kau utarakan

Tentang lezatnya masakan

Lantai baru saja kami pel yang kau kotori lagi dengan lumpuran tanah

Belum lagi baju kotor yang kau lemparkan di mana saja engkau mau

Sepelit itukah engkau dengan ucapamu wahai para suami saleh

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Saat kami telat menghidangkan makanan

masak masakan yang tidak enak

engkau mengeluh dan bahkan marah

Wahai para suami

Bagaimana dengan rasulullah manusia teragung

tetap tersenyum meski tidak mendapatkan

makanan tersaji di hadapanya ketika lapar

tidak memaki makanan

bila tidak suka dengan makanan itu

Maka dia meninggalkannya

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Bagaimana dengan Rasulullah SAW tidak marah

harus tidur didepan pintu

Beralaskan sorban karena istri tercintanya

tidak mendengar kedatangannya

Menjahit pakaiannnya yang sobek

Selalu memanggil dengan panggilan yang indah kepada pasangan

Menyiapkan kamar dengan wewangian

Sunguh begitu banyak sunah yang indah

tapi kenapa engkau menuntut dari kami sunah yang lain

Bukankah laki-laki yang baik itu adalah

Laki-laki yang bersikap lemah lembut dan baik kepada istrinya

Dimanakah laki-laki saleh itu???

Disaat engkau minta izin untuk menjalankan sunahmu

untuk menambah wanita lain dhatimu atau berpoligami

Sungguh ....itu berat bagi kami

kami ingin hanya kami sebagai labuan hatimu

satu-satunya ibu dari anak-anakmu

satu-satunya dan tak ingin di bagi

walaupun itu diperbolehkan dalam agama

tapi sungguh itu sangat sulit bagi kami

kami rela melakukan apapun asalkan membahagiakanmu

dan mengurungkan niatmu itu?

Walaupun sebagian kami mengikhalaskan

Tapi kami tidak ingin melihat kemesraan-kemesraanmu

dengan wanita lain dan memuji wanita lain di hadapan kami

itu membuat hati kami hancur berkeping-keping teriris dan sakit

Jika engkau ingin benar-benar menjalankan sunah ini

Lihatlah Rasulullah

yang bersedia menikah perempuan yang 25 tahun

lebih tua darinya bahkan ada yang lebih tua itu

semata-mata niat membantu mereka

Tap ini engkau meminta menikah lagi dengan wanita

yang mungkin kauanggap lebih sempurna dari kami

Bahkan kadang terang-terangan menikah karena mencintainya

Dimanakah laki-laki saleh itu?

Kami terkadang merasa engkau egois

Engkau sering mengeluh kami tidak cantik, tidak menarik

Tidak pintarlah,kurang seksilah, engga gaulah , tidak seperti si A,

ingatlah..!!!!kami bukanlah malaikat atau bidadari surga

Kami hanya manusia yang punya keterbatasan

semua masih bisa dikomunikasikan jika engkau mau membantu

Bukankah RumahTangga akan bahagia jika kita saling mengerti,

Saling memahami,saling melengkapi

bukan mencari kekurangan masing-masing

Dimanakah laki-laki saleh itu??

Jika merasa kami tidak cantik dan menarik

mungkin bisa mempersiapkan alat kecantikan

mengantar kami kesalon

Jika merasa kami tidak gaul dan kucel

Engkau mungkin bisa menghadiahkan kami baju

Dan mengajarkan kami bergaul

Jika merasa kami tidak pintar

Kenapa tidak membelikan kami buku-buku

mengajak kami pergi dan mengikuti pelatihan satu ke pelatihan lain

mengajar kami keinternet membuka info-info baru

atau engkau menyampaikan ilmu yang engkau dapatkan

Jika kami kurang bisa memasak

Kenapa tidak mencoba berlatih bersama-sama untuk kita memasak

Mencari dibuku-buku atau memangil teman kita yang bisa masak

Dan masih banya cara lain,,,

Semua masih bisa dikomunikasi

Toh... kita sudah menikah tidak ada yang perlu disesali

Bukankah dia awal menikah engkau telah mantap memilih kami

Sungguh semua indah jika kita sikapi dengan indah

Kami ingn menikmati indah itu bersamamu

Berbahagia bersamamu

Menikmati indahnya dunia ini bersamamu

Bahagia dunia dan akhirat

Saat bertahun-tahun menikah

Kita tidak dikaruniakan anak

Tapi kenapa selalu kami disalahkan

Kenapa tidak mencari aternatif jalan keluar yang terbaik

Jik itu ada dipihak kami

Mungkin kami akan merelakan engkau menikah lagi

Tapi jika itu terjadi padamu

Sungguh....kami tetap bersamamu

Kami tetap menjadi istri pendampingmu

Dan begitulah cinta kami kepadamu..

Dimanakah laki-laki saleh itu???

Katakanlah apa saja yang hendak kau katakan kepada kami

Bicaralah kepada kami dan jangan diam

Biar kami tau dimana letak kesalahan kami

Sebab diam tak pernah dapat menyelesaikan masalah

Kami bukanlah peramal

yang mungkin tau apa yang engkau rasakan

Sungguh,,,kami ingin engkau mencintai kami

dengan setulus hatimu

Agar kami merasa nyaman berada didekatmu, di sisimu

Cintailah seadanya kami, semampu kasih yang kau punya

Agar cinta kita tumbuh bersemi

laksana bunga indah bermekaran

Diatas nilai-nilai kejujuran, kepercayaan

Sakinah mawaddah warrahmah

Roda kehidupan bersuami tidak semuanya menyenangkan

tetapi juga tidak selamanya mengetirkan

maka menyenangkan mesti digali dan dikembangkan

sedangkan yang mengetirkan mesti disingkirkan jauh-jauh..

sehingga dapat terwujud lah hubungan suami istri

yang diwarnai untuk kebahagiaan abadi dunia dan akhirat...

Jika ada yang bertanya, "dimanakah laki-laki saleh itu???"

Dengan sangat bangga dan senang kami menjawab:

Laki-laki saleh itu ada dirumah kami

Menjadi pendamping kami

menjadi teladan dalam ketaqwaan kepada Allah

kadang menjadi imam dengan kemulian akhlak

guru yang kharismatik

pelindung yang bijak

pangeran yang gagah

menjadi pacar kami yang genit

menjadi teman sejati

kadang-kadang kekanak-kanakkan

suka bercanda dan menasehati...

menjadi ayah dari anak-anak kami dan

menjadi imam dibaiti kami

Ia memaksimakan ikhtiar dan berdo'a

untuk keluar dan selamatnya fitnah dunia dan akhirat...

Keluarga baginya pertama tetapi umat baginya adalah utama..

Dan kami bahagia mempunyai laki-laki yang saleh

ditengah-tengah kehidapan kami dan

menjadi pangeran kami di surga..Amien..........

Alhamdulillahhirabbil 'alamin

Terkadang lisan salah berucap

Raga kadang salah bertindak

Tangan ini mungkin salah menulis dan mengetik

Pikiran ini mungkin salah memikirkan

Hati ini mungkin salah menerka....

Mohon maaf atas kekurangan....

Benar dari Allah dan salah mungkin dari pribadi saya yang lemah

Semoga Allah mengampuni kita

Meridhoi setiap langkah kita

Menggolongkan kita kedalam golongan orang-orang yang saleh.....

By ; Suzie Widya

Senin 22 Agustus 2010



Jumat, 20 Agustus 2010

Coretan Untuk Bakal Isteri



Assalamualaikum wrt. wbt.

Untukmu, Bakal isteriku..

Tangan ini mula menulis apa yang telah dikarangkan oleh hati ini di dalam kalbu. Aku mula tertanya-tanya adakah aku sudah seharusnya mula mencari sebahagian diriku yang hilang. Bukanlah niat ini disertai oleh nafsu tetapi atas keinginan seorang muslim mencari sebahagian agamanya. Acap kali aku mendengar bahawa ungkapan "Kau tercipta untukku."

Aku awalnya kurang mengerti apa sebenarnya erti kalimah ini kerana diselubungi jahiliyah. Rahmat dan hidayah Allah yang diberikan kepada diriku, baru kini aku mengerti bahawa pada satu hari nanti, aku harus mengambil satu tangungjawab yang sememangnya diciptakan khas untuk diriku, iaitu dirimu. Aku mula mempersiapkan diri dari segi fizikal, spiritual dan juga intelektual untuk bertemu denganmu.

Aku mahukan pertemuan kita yang pertama aku kelihatan 'sempurna' di hadapanmu walaupun hakikatnya masih banyak lagi kelemahan diri ini. Aku cuba mempelajari erti dan hakikat tanggungjawab yang harus aku galas ketika dipertemukan dengan dirimu. Aku cuba membataskan perbicaraanku dengan gadis lain yang hanya dalam lingkaran urusan penting kerana aku risau aku menceritakan rahsia diriku kepadanya kerana seharusnya engkaulah yang harus mengetahuinya kerana dirimu adalah sebahagian dariku dan ianya adalah hak bagimu untuk mengetahui segala zahir dan batin diriku ini.

Apabila diriku memakai kopiah, aku digelar ustaz. Diriku diselubungi jubah, digelar syeikh. Lidahku mengajak manusia ke arah makruf digelar daie. Bukan itu yang aku pinta kerana aku hanya mengharapkan keredhaan Allah. Yang aku takuti, diriku mula didekati oleh wanita kerana perawakanku dan perwatakanku. Baik yang indah berhijab atau yang ketat bert-shirt, semuanya singgah disisiku. Aku risau imanku akan lemah. Diriku tidak dapat menahan dari fitnah ini. Rasulullah S.A.W pernah bersabda, "Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah yang lebih bahaya untuk seorang lelaki melainkan wanita."

Aku khuatir amalanku bukan sebulatnya untuk Rabbku tetapi untuk makhluknya. Aku memerlukan dirimu untuk menghindari fitnah ini. Aku khuatir kurangnya ikhlas dalam ibadahku menyebabkan diriku dicampakkan ke neraka meninggalkan kau seorang diri di syurga. Aku berasa bersalah kepada dirimu kerana khuatir cinta yang hak dirimu akan aku curahkan kepada wanita lain. Aku sukar untuk mencari dirimu kerana dirimu bagaikan permata bernilai di antara ribuan kaca menyilau. Tetapi aku pasti jika namamu yang ditulis di Luh Mahfuz untuk diriku, nescaya rasa cinta itu akan Allah tanam dalam diri kita. Tugas pertamaku bukan mencari dirimu tetapi mensolehkan diriku. Sukar untuk mencari solehah dirimu andai solehku tidak setanding dengan ke’solehah’anmu. Janji Allah pasti kupegang dalam misi mencari dirimu. "Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik."

Jiwa remaja ku ini mula meracau mencari cinta. Matang kian menjelma dan kehadiran wanita amat terasa untuk berada di sisi. Setiap kali aku merasakannya, aku mengenangkan dirimu. Di sana engkau setia menunggu diriku, tetapi di sini aku curang kepadamu andai aku bermain dengan cinta fatamorgana. Sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menahan gelora kejantananku disamping aku mengajukan sendiri doa diperlindungi diri.

Bukan harta,rupa dan keturunan yang aku pandang dalam mencari dirimu. Cukuplah agama sebagai pengikat kasih antara kita. Saat di mana aku bakal melamarmu, akan ku lihat wajahmu sekilas agar mencipta keserasian diantara kita kerana itu pesan Nabi kita. Tidak perlu alis mata seakan alis mata unta, wajah bersih seakan putih telur ataupun bibir merah delima tetapi cukup cuma akidah sekuat akar, ibadah sebagai makanan dan akhlak seindah budi.

"Kahwinilah isteri kerana empat perkara; keturunan, harta, rupa dan agama. Dan jika kau memilih agama, engkau tidak akan menyesal.” Jika aku dipertemukan dengan dirimu, akan ku jaga perasaan kasih ini supaya tidak tercurah sebelum masanya. Akan ku jadikan syara’ sebagai pendinding diri kita. Akan ku jadikan akad nikah itu sebagai cop halal untuk mendapatkan dirimu. Biarlah kita mengikuti nenek moyang kita, Nabi Adam dan Siti Hawa yang bernikah sebelum disatukan agar kita dapat menikmati kenikmatan perkahwinan yang menjanjikan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kedamaian batin. Doakan diriku ini agar tidak berputus asa dan sesat dalam misi mencari dirimu kerana aku memerlukan dirimu untuk melengkapkan sebahagian agamaku.

Dariku, Bakal suamimu.

iluvislam

Surat dari Sang Maha Pencipta


Saat kau bangun di pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKu atas bersyukur kepadaKu atas segala sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.

Tetapi AKU Melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap. AKU tahu akan ada sedikit waktubagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama 15 menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapu engkau pergi berlari ke HP, dan menelepon seseorang teman untuk mendengarkan gossip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang 3 atau 4 meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rezeki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa – apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan – akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabat saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU.

Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa – apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran, atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU.

Tapi yang AKU tunggu… ah tak jua kau menyapaKU. Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti hari, kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apakah salahKU padamu? Rezeki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, makanan yang AKU hidangkan, anak – anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganKU, dan bersujud menghadapKU.



Yang selalu menyertaimu setiap saat,

Allah SWT.

Garam dan Telaga


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirudung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

“Coba, minum ini, dan katakana bagaimana rasanya.” Ujar Pak tua itu.

“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah ke samping.

Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan pada akhirnya sampailha mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk – aduk dan tercipta riak air, mengusik ketengan telaga itu.

“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.”

Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak tua itu berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”

“Segar.” Sahut tamunya.

“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, Tanya Pak tua lagi.

“Tidak”, jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak tua itu menepuk – nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu.

“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari dasar tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.

Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak tua lalu kembali memberikan nasehat.

“Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama – sama belajar hari itu. Dan Pak tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Senin, 16 Agustus 2010

Menjadikan Anak Kita Lelaki Peminang Bidadari



DARI RAHIM YANG DICATAT SEJARAH

Ketika Imam Syaifii di tanya sejak kapan beliau mendidik anak, maka jawabannya sungguh diluar dugaan.
"Sejak aku belum menikah" Kata Beliau
"Aku mencarikan Istri yang baik lagi sholeha, sebagai tempat lahirnya anak-anakku" lanjut beliau.

Iya Benar
Disini kita tak boleh salah pilih.
karena Istri adalah sebagian dari darah...
sebagian dari nyawa.....
yang akan membentuk Karakter anak itu kelak
maka mengetahui latar belakang akhlak calon istri
adalah wajib hukumnya

Lihatlah bagaimana Umar Ibn Khattab, menikahkan putranya, dengan seorang gadis jujur, yang ia dengar percakapan gadis itu dengan ibunya, dimana gadis itu menolak mencampurkan susu dengan air, karena itu adalah perbuatan curang lagi tercela, sekaligus dosa

Maka dinikahkanlah Gadis itu dengan putranya..
kelak lahirlah dari rahim gadis itu cucu Umar Ibn Khattab
yang kita kenal juga dengan nama Umar
Umar bin Abdul Aziz....Penyelamat sejarah Bani Umayyah, sekaligus termasuk dalam kategori Khalifah ke 5 diluar dari 4 Khalifah yang kita kenal

Maka bagaimana mungkin akan lahir Generasi Rabbani
jika Calon Istrimu
memiliki sejarah hitam dalam lumpur maksiat
maka buanglah cintamu itu di pojok sejarah...
Carilah Istri, yang Sholeha lagi Cantik dan Baik Hati..
disana lah Rahim itu akan mencatat generasi baru
Generasi Rabbani

3 KONSEP MEWARNAKAN JIWA PUTIH ITU

Ali bin Abu Thalib, membagi 3 tahapan dalam pendidikan atau Tarbiyah anak, yang harus dilakukan orang tua

Pertama
Usia 0-7 Tahun Menjadikan anak Ibarat Seorang Raja
pada usia ini, adalah usia dimana anak-anak harus menikmati masa kanak-kanaknya
maka isilah dengan pola-pola pembelajaran akhlak dalam suasana bermain
inilah awal menanamkan tunas itu
menanamkan karakter itu.....

Kedua
Usia 7-14 Tahun, jadikan anak Ibarat Tawanan Perang
maksudnya, pada rentang usia itu
Disiplin adalah nafasnya
adalah unsur dominannya
Sholat mulai di peringatkan
mulai di beri sanksi jika lalai melaksanakan sholat...

pada usia ini pula diberikan Pelatihan-pelatihan Beladiri untuk anak laki-laki, agar unsur Maskulinnya menguat..

Ketiga
Usia 14-dst menjadikan anak sebagai Seorang Sahabat
pada rentang Usia ini, dialog dari hati kehati adalah kewajiban orang tua
sapaan bersahabat adalah menu sehari-hari
maka akan terbukalah jiwanya
maka akan mudahlah kita menyempurnakan karakternya

Kelak ketika kita merasa dirinya sudah cukup matang
ketika dirimu mengatakan...
"Nak Mau kah engkau Menikah..., abi Insya Alloh mempunyai data wanita sholeha untukmu..."

Maka ia hanya tersenyum pasti...
"Ananda ikut abi dan Ummi saja, Insya Alloh pilihan Abi dan Ummi adalah yang terbaik buat ananda..."

Maka Lahirlah Gerenarsi Umar bin Abdul Aziz Baru....
Maka Lahirlah Generasi Imam Syafii Baru....

JANGAN BIARKAN CITA-CITA MENGALIR BEGITU SAJA
DI KONSEP DAN EVALUASI SELALU SETIAP SAAT !!!

Engkau Harus Sadar !!
Ketika engkau menikah !!
Maka Harus mempunyai cita-cita
yang Tinggi
Besar
dan Bening...

Surga Alloh...!!
itulah cita-cita kita semua

Maka jangan biarkan mengalir...!
karena jika mengalir cita-cita itu tak terkendali

Dikonsep !!
di evaluasi !!

agar setiap saat kita bisa mengukur
masih dekatkah darmaga kita akan melabuhkan kapal ini...!!
atau Masih Jauh ??
atau berbalik arah ??
atau mulai Karam ??
mengukur semua itu
hanya bisa lewat konsep yang jelas...!!
Terang
seterang Matahari

LELAKI PEMINANG SURGA
adalah bahasa kiasan
dari arti, melahirkan generasi Rabbani
yang lahir dari keturunanmu
keturunanku
keturunan kita semua....

Semoga Alloh mencatatnya sebagai cita dan doa yang terijabah

)I(hamzah)I(

Minggu, 15 Agustus 2010

Pacaran dalam Islam



Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “

” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah� membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.

Rasulullah bersabda,

” Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya.”

Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini.� Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.

1.

Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis,����� pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2.

Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I LOve You”. Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan� pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
3.

Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na’udzubillah

Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan,� dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.

Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang� suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya :

1.

Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?
2.

Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
3.

Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ?
4.

Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
5.

Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
6.

Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.

Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.

dudung.net

Jumat, 16 Juli 2010

Agama Samawi

Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika secara internal muncul pendapat-pendapat yang secara apriori menyatakan bahwa agama tertentu saja sebagai satu-satunya agama samawi, meskipun dalam waktu yang bersamaan menyatakan bahwa agama samawi itu meliputi Islam, Kristen dan Yahudi.


Sumber terjadinya agama terdapat dua katagori, pada umumnya agama Samawi dari langit, agama yang diperoleh melalui Wahyu Illahi antara lain Islam, Kristen dan Yahudi, dan agama Wad’i atau agama bumi yang juga sering disebut sebagai agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia antara lain Hindu, Buddha, Tao, Khonghucu dan berbagai aliran keagamaan lain atau kepercayaan.

Dalam prakteknya, sulit memisahkan antara wahyu Illahi dengan budaya, karena pandangan-pandangan, ajaran-ajaran, seruan-seruan pemuka agama meskipun diluar Kitab Sucinya, tetapi oleh pengikut-pengikutnya dianggap sebagai Perintah Illahi, sedangkan pemuka-pemuka agama itu sendiri merupakan bagian dari budaya dan tidak dapat melepaskan diri dari budaya dalam masa kehidupannya, manusia selalu dalam jalinan lingkup budaya karena manusia berpikir dan berperilaku.

Ada orang berkata, "Yahudi dan Nashrani bukan orang kafir karena mereka termasuk Ahli Kitab dan pemeluk agama samawi yang semuanya berasal dari Allah. Karenanya antara orang Islam dengan Yahudi dan Nashrani tidak ada perbedaan."


Kita Jawab : Syubhat ini banyak mengandung kesalahan, berikut keterangannya:

Kesalahan pertama, perkataan mereka "Yahudi dan Nashrani bukan orang kafir," bertentangan dengan nash Al Qur'an dan Sunnah Nabawiyah yang sangat jelas. Firman Allah Ta'ala:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam." (QS. Al Maidah: 72)

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa." (QS. Al Maidah: 73)

Sebagian mereka mengklaim bahwa Isa bin Maryam adalah tuhan dan sebagian yang lain berkata bahwa Isa adalah anak Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putra Allah' dan orang Nasrani berkata: 'Al Masih itu putra Allah'. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknati mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?" (QS. Al Taubah: 30)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

"Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam tangan-Nya, tidak seorangpun dari umat ini yang mendengarku, baik ia seorang Yahudi atau Nashrani, lantas ia meninggal lantas dan tidak beriman terhadap risalahku ini; melainkan ia menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim no. 153 dalam Kitab al Iiman)

Kesalahan kedua, dalam perkataan mereka, "bahwa Yahudi dan Nashrani bukan orang kafir karena mereka termasuk ahli kitab dan pemeluk agama samawi yang semuanya berasal dari Allah".

Memang benar bahwa Yahudi dan Nahsrani termasuk ahli kitab dan pemeluk agama samawi. Hanya saja perkataan yang benar ini memiliki maksud yang batil. Makna mereka sebagai ahli kitab bukan berarti mereka beriman, karena mereka telah kufur kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Orang Yahudi telah membunuh para Nabi sedangkan Nashrani meyakini Isa sebagai tuhan. Keduanya, sama-sama, merubah kitab mereka dan membedakan antara beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya, beriman kepada sebagian Rasul dan mengingkari sebagian rasul yang lain, kemudian Allah menyebutkan tempat kembali mereka, "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. Al Bayyinah: 6)

Makna mereka sebagai ahli kitab bukan berarti mereka beriman, karena mereka telah kufur kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.

Mereka memang sebagai ahli kitab, namun mereka tidak mengenal Tauhidullah (KeEsaan Allah) 'Azza wa Jalla, karenanya ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman, beliau berpesan; "Kamu akan mendatangi kaum dari ahli kitab, maka yang pertama kali harus kamu dakwahkan agar mereka mentuahidkan Allah Ta'ala." (HR. Al Bukhari).

Mereka memang sebagai ahli kitab, namun mereka tidak mengenal Tauhidullah (KeEsaan Allah) 'Azza wa Jalla,

Allah juga berfirman tentang Yahudi dan Nashrani,

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Baqarah: 79)

Yahudi dan Nashrani memang ahli kitab, tapi mereka kufur kepada kitab-kitab mereka sendiri, merubahnya, dan mencela Allah Ta'ala, sebagaimana yang terdapat dalam hadits shahih dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Allah Ta'ala berfirman,

كَذَبَنيِ اِبْنُ اَدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ فَاِنَّمَا تَكْذِيْبُهُ اِيَّايَ فَقَوْلُهُ لَنْ يَعْبُدَنِيْ كَمَا بَدَاءَنِي وَلَيْسَ اَوَّلَ اْلخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ اِعَادَتِهِ وَاَمَّاشَتْمُهُ اِيَّايَ فَقَوْلُهُ اِتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا وَاَنَا اْلاَحَدُ الصَّمَدُ لَمْ اَلِدْ وَلَمْ اُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُوًّا اَحَدٌ

"Anak Adam (manusia) telah mendustakan dan mencela-Ku, padahal dia tidak pantas berbuat demikian. Adapun pendustaannya terhadap-Ku dengan dia berkata, "Dia (Alah) tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia menciptaanku", bukankah menciptakan untuk pertama kali lebih susah daripada mengembalikannya pada bentuk semula?. Adapun cercaannya kepada-Ku dengan dia berkata, "Allah mengambil seorang putra," padahal Aku Dzat Yang Maha Esa (tunggal) dan Maha Tumpuan, Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada seorangpun yang setara dengan-Ku." (HR. Al Bukhari)

Yahudi dan Nashrani memang ahli kitab, tapi mereka kufur kepada kitab-kitab mereka sendiri, merubahnya, dan mencela Allah Ta'ala,

Mencela berarti menyifati dengan kerendahan. Sedangkan menuduh Allah punya anak menunjukkan bahwa Dia adalah makhluk atau ada yang mengadakan. Dan ini sebagai puncak penghinaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman, "Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. . . " (QS. Al Maidah: 64)

Layakkah orang yang mencela Allah, baik dari kalangan ahli kitab ataupun selainnya, layak disebut orang beriman?

Layakkah orang yang mencela Allah, baik dari kalangan ahli kitab ataupun selainnya, layak disebut orang beriman? Semoga Allah melindungi kita agar tidak menjadi orang yang tertipu dan buta.

Kesalahan ketiga, perkataan mereka "Karenanya antara orang Islam dengan Yahudi dan Nashrani tidak ada perbedaan."

Inilah keadilan menurut versi orang-orang dzalim. Padahal sangat jelas terlihat perbedaan yang besar antara orang beriman dengan orang kafir, antara orang yang mengesakan (mentauhidkan) Allah dengan orang yang menyatakan Allah satu oknum dari yang tiga (paham trinitas), dan antara orang yang mengagungkan Allah dengan orang yang menghina-Nya.

Mereka menyatakan Allah punya anak dan istri. Mereka juga mengatakan Allah telah mati dan Dia Ta'ala satu oknum dari tiga tuhan. Apakah keadilan itu dengan menyamakan antara yang hak dengan yang batil?.

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

"Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?," (QS. Al Qalam: 35-36). Jika terhadap orang yang taat dan yang maksiat saja, Allah tidak menyamakan, bagaimana mungkin Dia menyamakan orang yang mukmin dengan yang kafir?

Allah Ta'ala berfirman,

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

"Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu." (QS. Al Jatsiyah: 21)

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ

"Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal shaleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." (QS. Ghaafir: 58)

Bagaimana mungkin Allah menyamakan antara orang beriman yang bisa melihat kebenaran dengan orang kafir yang buta dari kebenaran?.

Bagaimana mungkin Allah menyamakan antara orang beriman yang bisa melihat kebenaran dengan orang kafir yang buta dari kebenaran?.

Allah juga menerangakan, tidak akan menyamakan antara orang berilmu dengan orang yang jahil dalam firman-Nya:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُواْ الألْبَابِ

"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az Zumar: 9)

Adil bukan berarti menyamakan secara keseluruhan. Tapi adil adalah menyamakan dua hal yang semisal. Adil juga bermakna meletakkan sesuatu di tempatnya. Inilah pemahaman yang benar.

Menyandangkan predikat iman dan kebenaran kepada orang kafir tidak bisa disebut keadilan, malahan bagian bentuk kedzaliman.

Menyandangkan predikat iman dan kebenaran kepada orang kafir tidak bisa disebut keadilan, malahan bagian bentuk kedzaliman. Sedangkan orang yang Allah kaburkan cahaya hati dan penglihatan mereka, maka dia melihat kebenaran sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai kebenaran. Kita berlindung kepada Allah jangan sampai menjadi orang yang tertipu. Kita juga memohon kepada-Nya agar menganugerahkan cahaya kepada kita sehingga bisa melihat kebenaran dan keimanan dan menjauhi kebatilan dan kekafiran.


 

Obrolan

Ads Banner

Followers

Catatan Tarbiyah Copyright © 2009 Daya Mandiri Designed by Rizky Priyatna