Senin, 27 Desember 2010

BATAS

Sebagai seorang yang dinamakan manusia, kita dilahirkan penuh dengan kekurangan. Dan antara kekurangan yang amat jelas dapat dilihat kini adalah lemahnya seseorang dengan yang berlawanan jenis. Lelaki akan lemah apabila berdepan wanita, dan wanita akan lemah apabila berdepan dengan lelaki.

Mungkin ada yang merasakan, lelaki dan perempuan boleh berkawan sahaja tanpa ada hubungan yang 'lain' . Ya, benar. Memang boleh. (Boleh dari segi sosial, saya bukan bercakap tentang hukum)

Namun kita harus sadar dan mengakui kekurangan yang wujud dalam diri kita. Sudah berapa kali kita mendengar kisah lelaki dan perempuan yang bersahabat baik, menjadi best friend, dan rupanya dalam diam si perempuan menyimpan perasaan terhadap si lelaki. Dan apabila lelaki mengetahuinya, mungkin dia akan berasa bingung kerana mereka hanya kawan, bagaimana kawannya boleh menyimpan perasaan?

Biasanya, di saat ini, apabila dah susah, barulah kita kembali kepada Islam. Barulah kita ikut cara berhadapan dengan yang berlainan jenis yang ada dalam agama.

Kaum lelaki harus sadar, bahawa hati perempuan ini tersangatlah lembut.

Ya,ya, saya tau, saya tau, mungkin itu jawaban yang keluar.

Mungkin kalian tahu, tapi kalian belum memahami.



Batas perlu dijaga

Adakah hanya apabila lelaki meluahkan perasaan maka hati perempuan akan 'cair'? Tidak, semua perkara yang anda lakukan, yang bagi anda mungkin itu perkara biasa, contohnya mengambil berat terhadap si perempuan, disebabkan dia perempuan dan mungkin lebih 'vulnerable' menyebabkan kalian terlebih concern.

Atau mungkin dengan gurauan anda yang mungkin bagi anda biasa, namun dapat menyentuh hati perempuan itu. Hatta perkara kecil sekalipun. Andai dia dapat merasai keikhlasan anda, hatinya akan sangat mudah untuk 'terpaut'. (Maaf, tak dapat fikir perkataan lain yang kurang 'geli')

Atau mungkin layanan anda terhadapnya yang dirasakan 'lain', walaupun hakikatnya anda memanglah seorang yang 'friendly' dan 'happy go lucky'. Contohnya.

Bagi kalian itu perkara biasa, namun sang perempuan yang tersiksa. Ini pemerhatian saya daripada banyak perkara yang berlaku di sekeliling. Selepas itu barulah saling menyalahkan antara satu sama lain. Yang peliknya, kita jarang menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu.

Lelaki: "Sapa suruh pikir lain? Aku tak pernah mengaku apa-apa pun"
Perempuan: "Action speaks louder than words! Dah tau tak suka buat apa nak baik-baik dengan aku!?"


Akhirnya gaduh tak berhenti, karena dua-dua tak mengakui bahawa masing-masing dah terpesong dari panduan tuhan.

Contoh lain, menzahirkan doa kita padanya. Misalnya, "Saya selalu doakan kamu" ataupun apa-apa saja doa yang diungkapkan buat perempuan itu dan diketahui olehnya. Nampak macam ok kan? Tapi benda macam itu pun boleh buatkan perempuan itu suka. Contoh ayat dalam hati: "Oh baiknya hati dia, doakan aku...waaaaa"

Doakanlah puas-puas, namun rahsiakanlah darinya. Kan doa itu dipanjatkan ke atas tuhan. Jadi cukuplah Allah yang mengetahuinya. (Sekarang baru tau kan. Dah tau jangan ambil kesempatan try buat pula. Ada yang kena fire karang)

Di sini, barulah kita nampak hikmah mengapa Allah menetapkan berbagai-bagai aturan dalam perhubungan antara lelaki dan perempuan. Kerana yang menciptakan PASTI lebih tahu tentang ciptaan-Nya. Namun kita sering melampaui batas itu, mungkin kerana lupa, atau disebabkan hati kita yang jauh dari-Nya, wallahua'lam, masing-masing boleh jawab sendiri.

Jadi sama-sama kita mengingatkan diri sendiri dan sahabat-sahabat kita.



Prevention is better than cure


Kadang-kadang (selalu sebenarnya), seorang perempuan terpaksa mengeraskan hatinya, demi untuk tidak menjatuhkan diri ke dalam fitnah. Andai kita merasakan bahawa perempuan itu sangat tegas terhadap orang lain (maksudnya lelaki), ketahuilah bahawa dia sebenarnya lebih tegas terhadap dirinya sendiri. Mungkin bagi lelaki pun begini, tetapi kadang-kadang perempuan memang perlu mengeraskan hati demi menjaga maruah diri.

Perempuan sememangnya dilahirkan berhati lembut. Namun sebagai 'respons' terhadap apa yang ada di sekelilingnya, terpaksa mengeraskan hati sehinggakan orang merasakan dia seorang yang keras hati, ego dan sebagainya. Jadi bantulah kaum perempuan, nasihatilah dengan baik, jangan 'test' limit dia, kerana mungkin saja mereka akan gagal. Moga kita sentiasa dipelihara Allah dalam setiap perkara.

Sekian cerita kita hari ini, semoga dari sehari ke sehari kita makin dekat kepada Allah.

Amiiin.

Pengajarannya: Ikutlah jalan yang selamat, jangan menjerumuskan diri sendiri ke dalam lembah kebinasaan. Carilah jalan yang selamat itu.

luv islam

Rabb, Sampaikanlah kami kepada Kesucian


Bismillahirrahmanirrahiim...

Engkau datang memintaku menjaga kesucian diri dengan jalan yang suci. Sungguh tawaran yang membuatku terheran mengingat engkau adalah seorang muslimah yang dikaruniakan Allah ke-shalehah-an, kecerdasan, dan tidak lupa engkaupun memiliki wajah yang anggun, sehingga mungkin itu juga yang menyebabkan para laki-laki muslim lainnya sering datang untuk meminangmu.

Hal itu kurasa adalah sebuah kewajaran, lantaran laki-laki muslim yang mana yang tidak tertarik dengan muslimah yang shalehah? Dan akupun juga muslim, wajar jika seorang muslim memiliki rasa berkeinginan untuk menjadi pemimpin bagi muslimah sholehah bagi dunia dan akhiratnya kelak. Namun apa daya, aku sebagai muslim ketika itu belum cukup siap untuk meminangmu, oleh karenanya selama ini akupun diam.

Namun, engkau datang dengan harapan yang besar untuk jalan yang suci itu, harapan yang mengingatkanku bahwa Allah adalah Maha kaya dan mampu memberikan kekayaan kepada siapa yang bersedia menjalankan niat suci itu, akupun tak pernah ragu mengenai hal itu karena akupun yakin.

Dorongan itu membuatku begitu semangat untuk bertemu orang tuamu dengan 'bekal' yang seadanya, namun tidaklah semua itu berjalan dengan Berkah jika aku tidak meminta pertimbangan kepada Allah, lantaran Allah Maha mengetahui Yang Terbaik bagi kita semua. Maka aku meminta kepadamu untuk memikirkan dan mempertimbangkan mengenai hal ini dalam beberapa hari.

Ku meminta pertimbangan kepadaNya, hingga suatu ketika timbullah pertimbangan yang belum sempat kita perhitungkan. Aku sadar bahwa aku masih belum siap untuk mengaplikasikan niat suci itu, mengingat bukan hanya harta yang menjadi pertimbangan untuk mengaplikasikan baiknya jalan itu, engkaupun tentunya juga tahu di mana keluargapun seharusnya menjadi pertimbangan tambahan mengingat pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Dan mengenai itu aku belum sampai kepada titik temu walaupun aku sudah berusaha mencobanya kepada mereka, orang tuaku.

Apa boleh buat aku harus memutuskan hal yang sebenarnya tidak sanggup kuputuskan, namun atas dasar keimanan engkau memberanikan diri untuk menyatakan itu, zalim jika diriku harus bersikap tidak tegas mengingat permintaanmu atas urusan itu adalah permintaan yang suci. Maka kucoba memutuskan kepadamu bahwa saat ini aku belum mampu meminangmu, meskipun jujur ku sadari bahwa keputusan ini sangat berat bagi seorang muslim yang senantiasa membiasakan diri berdoa kepada Rabbnya untuk mendapatkan seorang muslimah yang shalehah. Namun karena keputusan ini adalah yang terbaik bagi hati masing-masing, maka atas dasar keimanan pula, ku ikhlashkan dirimu untuk memilih laki-laki muslim yang lain, yang baik dari sisi dunia dan akhiratmu dan dari sisi Rabbmu. Dan tidaklah keputusan ini sia-sia mengingat aku membutuhkan perjuangan yang besar untuk merelakan diriku berpisah dengannya karena Allah.

Aku yakin bahwa setiap usaha yang bersungguh-sungguh dalam menjauhkan diri dari apa yang Allah Benci adalah Jihad, maka jika ini jihad, aku yakin bahwa Allah akan memberikan hadiah terbaik bagi mereka yang berbuat baik karenaNya.

Muslimah itu merupakan perhiasan dunia namun ku yakin jika aku merelakan dia karenaNya maka aku Berharap Allah mengkaruniakanku pendamping yang lebih baik bagiku dan baginya suatu saat nanti.

Beberapa hari lagi aku harus menyatakan keputusan itu kepadamu. Namun, sempat terlintas di fikiranku untuk memintamu menungguku, lantaran ada rasa khawatir jika aku tidak mendapatkan jodoh seperti dirimu. Maka ku coba untuk meminta pertimbangan lagi kepada Pemilik hati mengenai hal itu. Hingga akupun mulai mencermati jika saja engkau harus menerima permintaan itu maka aku harus berfikir ulang mengingat menunggu adalah sebuah penderitaan bagi seseorang, dimana menunggu mengenai hal itu akan cenderung menumbuhkan harapan kepada seseorang yang akan menjadi teman hatinya kelak dan tentunya juga rasa kekhawatiran akan keadaan buruk dapat cenderung terbayang sedangkan segala harapan telah tumbuh subur di dalam dada. Hingga kesedihanpun hadir ditengah-tengah hal yang tidak pernah diperkirakan. Ternyata baru tersadar bahwa usaha mendapatkan siapa yang diharapkan itu menjadi sia-sia dan hal tersebut justru dapat mengotori hati karena sempat terisi oleh hal yang belum sepatutnya terlahir di dalamnya.

Walaupun kita sama-sama mengetahui antara batasan-batasan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrim, namun kita bukan Nabi sedangkan Nabi Adam yang pernah tinggal di Syurga dan beliau juga dapat melihat iblis saja masih dapat terjerumus oleh rayuan iblis, lalu bagaimana dengan kita yang jelas-jelas bukan seorang Nabi dan bukan orang yang dapat melihat iblis akankah kita dapat berbuat lebih hebat daripada beliau jika bukan karena kita mengikuti Perintah Allah dengan menjauhkan diri dari langkah-langkah syaitan?

Kita memang sama-sama belum tahu siapa jodoh kita nanti dan kita tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa jodoh kita walaupun kita berusaha dengan kekuatan kita, terkecuali jika Allah yang menghendaki. Jika kamu adalah perempuan yang akan halal aku Cintai kelak, seharusnya aku tidak membiarkanmu menderita lantaran menunggu seseorang yang belum pasti menjadi pendampingmu.

Bukankah jodoh tidak akan tertukar jika diri kita itu baik? Jika memang engkau adalah jodohku, untuk apa aku biarkan engkau menunggu sedangkan tanpa harus menuggupun Allah akan Mengkaruniakan seseorang dengan jodohnya dengan cara yang Berkah, bukankah Keberkahan adalah tujuan kita untuk menempuh jalan suci itu?

Lalu ku tersadar beberapa hari ini tawaran suci itu memenuhiku waktuku, dari kadar terberat hingga kadar terendah dalam usaha merelakan sebuah perhiasan. Namun Hadiah Allah jauh lebih Indah, bukan? Hal inilah yang membuatku menyatakan kepadanya di kemudian hari, dan kamipun menemumpuh hidup masing-masing.

Saudaraku, ternyata usaha meng-ikhlas-kan diri itu mampu meringankan diri dan jiwa. Baru kusadari bahwa Allah telah mengajarkanku untuk ikhlas terhadap sesuatu godaan terbesar bagi Ummat Rasulullah, semoga keikhlasahan ini mengajarkanku untuk ikhlas terhadap hal lainnya hingga Keberkahanpun datang menjemput.

Biarlah Allah memeilih tanpa harus kita melakukan hal yang tidak DiridhaiNya, bukankah KeridhaanNya yang kita cari?

Kepada Cinta yang teralamatkan kepada Sang Pemilik Cinta

Kepada cinta yang tak seharusnya terungkap sebelum masanya tiba

Kepada kesucian yang tak pernah tercemar oleh noda

Maka ku ikrarkan kepada Sang Pemilik jiwa bahwa ku pelihara kesucian ini untukNya

Kemudian ku lepaskan apa yang tak baik bagiku demi mencari KeridaanNya

Dan, ku relakan keinginan hati dari ketidak Ridhaan kepada kepatuhan

Rabb, Sampaikanlah kami kepada kesucian diri

Berharap Engkau Mencintai kami dan Engkau tumbuhkan Cinta itu di hati kami hingga Cinta itu menumbuhkan keengganan di hati untuk menjadikan kami tidak cenderung kepada Cinta selainMu

Allahuma Amiin

Dan, hari ini, kulepaskan engkau dari hatiku...

***

Ifalosophy. The Tenderness is a Beauty^^

***

-G semuanya yang ditulis itu merupakan apa yg terjadi dari sang penulis, karena setiap penulis bisa saja menuliskan apa yang dirasakan orang lain ^^

Masya Allah^^

 

Obrolan

Ads Banner

Followers

Catatan Tarbiyah Copyright © 2009 Daya Mandiri Designed by Rizky Priyatna